Semoga Lekas Sembuh Ya Shintya ..

TRANSJABAR.COM | “ Semoga lekas sembuh ya Shintya,” mungkin kalimat itu yang dapat diucapkan untuk kesembuhan dari penyakit yang dideritanya, dukungan moril dan materil serta ucapan doa yang diberikan kepadanya dari teman – teman, guru dan kepala sekolah SMAN 2 Purwakarta, Jawa Barat untuk kesembuhanya selalu terucap dengan nada lirih.

Shintya dengan nama lengkapnya Shintya Jingga Cahyandari adalah siswi kelas X MIPA di SMAN 2 Purwakarta, dia merupakan anak yatim piatu yang sejak masih duduk di bangku sekolah TK ayahnya Fajar Nurcahyo sudah meninggal dunia, sehingga dia dibesarkan oleh ibunya bernama Sari Trisnawati.

Namun nasib berkata lain, belum sampai disitu, tidak lama kemudian ibunya Sari Trisnawati juga pergi meninggalkan dirinya untuk selama – lamanya, sehingga Shintya dibesarkan oleh neneknya yang berprofesi sebagai penjual gorengan yang kondisinya juga sering sakit.

Dengan kondisi yang serba pas – pasan Shintya harus rela menjalani kehidupan dengan serba kekurangan, bahkan untuk membiaya pengobatan dirinya dalam melawan penyakit yang dideritanya harus menunggu uluran tangan para donatur dan belas kasihan oranglain.

Saat ini, Shintya Jingga Cahyandari tinggal di Jalan Ipik Gandamanah, Kampung Sukamulya RT 03/06 Kelurahan Ciseureuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat tepatnya depan Klinik Donas Nugroho, masuk gang sempit bersama nenek dan adik kecilnya.

Plt Kepala SMAN 2 Purwakarta Cecep Hendrik , S.Pd., M.Pd bersama dengan Wakasek Humas Deasy Kania Rakhmawati, S.Si mengaku sangat prihatin dengan kondisi Shintya yang mengalami sakit, terlebih sakitnya sangat menyedihkan tatkala pihak rumah sakit telah memvonis kalau Shintya mengidap penyakit Lupus sebagai penyakit yang dikategorikan sangat berbahaya.

Pihak sekolah menceritakan, selama bersekolah di SMAN 2 Purwakarta, Shintya termasuk anak yang pendiam, dan berperilaku cukup sopan dan baik. Selama sehat dan belum divonis menderita sakit Lupus oleh pihak rumah sakit mengikuti proses belajar seperti layaknya peserta didik lainya.

Selama satu semester, kondisinya sehat tidak terlihat tidak ada keluhan, malah sering diajak ngobrol dan anaknya selalu tersenyum. Memang anaknya pendiam, paling suka bercerita kondisi kehidupanya, dimana sebelum pergi dan pulang sekolah Shintya selalu membantu neneknya untuk membuat berjualan gorengan bala- bala, pisang goreng untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Terlebih Shintya masih memiliki adik yang usianya masih kecil sehingga mau tidak mau karena situasi memaksa Shintya harus bekerja keras agar tetap mendapatkan rezeki untuk kelangsungan hidupnya bersama dengan nenek, adik dan dirinya.

Menurutnya, pihak sekolah baru mengetahui ketika pembagian raport pada semester pertama Shintya mengalami demam karena DBD, kemudian dibawah berobat namun karena BPJS nya mengalami tunggakan pembayaran sehingga sempat terjadi kendala.

“ Kemudian pihak sekolah langsung menanganinya dengan menyelesaikan tunggakan BPJS yang nilainya sekitar Rp 2 juta, dan akhirnya Shintya harus dirawat karena divonis mengidap penyakit Lupus, “ ujar Plt SMAN 2 Purwakarta Cecep Hendrik diamini Wakasek Humas Deasy Kania, Selasa ( 2/5/2023).

Sampai dengan hari ini Shintya masih mendapat perawatan dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, yang menyedihkan lagi selain divonis mengidap penyakit Lupus pihak rumah sakit menyatakan kalau Shintya terkena Covid 19 sehingga kemoterapi ke 3 dari 9 kali kemoterapi yang dianjurkan rumah sakit terpaksa harus ditunda sampai dirinya dinyatakan negatif dari Covid 19.

“Alhamdulilah semua biaya selama Shintya menjalani pengobatan dibiayai oleh pihak sekolah, dananya diperoleh dari sumbangan dari sekolah, guru, dan peserta didik. Kami berharap Shintya segera sembuh agar kembali sekolah, “ harapnya.(ctr).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.