1300 Ekor Burung Puyuh Mati, Faktor Penyebabnya Hama dan Cuaca

TRANSJABAR.COM | Terserang hama dan akibat cuaca buruk ratusan burung puyuh dari program ketahanan pangan hewani untuk Desa Karangmukti, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mati.

Hal itu sangat disayangkan karena program ketahanan pangan dari program bersumber Dana Desa (DD) Tahun Anggaran ( TA) 2024 gagal, sehingga program ketahanan pangan untuk budidaya burung puyuh terpaksa tertunda.

Kepala Desa Karangmukti Endin Jaenudin ketika dikonfirmasi mengakui kalau program ketahanan pangan budidaya burung puyuh mengalami kegagalan disebabkan burung yang dibudidayakan mati akibat cuaca.

Menurut Endin, jumlah ternak burung puyuh petelur yang disalurkan untuk kelompok ternak nilainya Rp.16.900 000, dana sebesar itu oleh kelompok ternak untuk kebutuhan pembelian burung puyuh petelur sebanyak 1300 ekor.

” Jenis burung puyuh petelur kelamin indukan atau bikang, kami sangat menyayangkan kejadian ini, ” kata Endin, (23/12/2024).

Untuk itu, kata Endin, program ketahanan pangan ternak burung puyuh kemungkinan ditahun 2025 tidak lagi dibudidayakan, karena ternak jenis burung puyuh harus memerlukan pemeliharaan ekstra agar perkembangan burung tetap terjaga dengan baik.

” Untuk tahun ini kami pastikan tidak akan mengalokasikan program ketahanan pangan untuk ternak burung puyuh, ” katanya.

Terkait dengan matinya burung puyuh petelur yang dikelola kelompok ternak sudah dilakukan berita acara kematian ternak, yang disaksikan oleh Babinmas Polri dan Babinsa TNI AD.

” Jumlah 1300 ekor burung puyuh indukan semuanya mati, faktor utama kemungkinan akibat hama dan tidak tahan cuaca, ” ujar Kades.

Ia juga memastikan bahwa semua program bersumber dari Dana Desa di Pemdes Karangmukti dilaksanakan dengan baik.

” Tidak mungkin kami melaksanakan program fiktif, dan kami pastikan semua program bersumber DD dan Banprop di Pemdes Karangmukti sudah dilaksanakan dengan baik, ” pungkasnya (rn).