transjabar _ NTB – Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi rela menginap di tempat pengungsian korban gempa Lombok. Tepatnya, di Kampung Puncang, Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (29/8/2018) malam.
Hal itu dia lakukan demi tersalurkannya bantuan yang dia kumpulkan dari Fraksi dan Kader Golkar di Jawa Barat. Berbagai jenis bantuan mulai dari beras dan bahan pokok lain berhasil terkumpul. Mantan Bupati Purwakarta tersebut tampak langsung membagikannya kepada para pengungsi.
Kedatangan Kang Dedi, sapaan akrabnya, sempat mengagetkan warga di tempat pengungsian. Pasalnya, sejak gempa pertama terjadi, tidak ada tokoh yang mengunjungi tempat tersebut selain Dedi Mulyadi.
Penyisiran daerah pinggiran memang sudah direncanakan pria yang tidak pernah lepas dari iket Sunda tersebut.
“Kalau tokoh nasional belum ada yang kesini, hanya pemimpin di daerah kami saja. Ternyata, orang jauh ini yang datang, sering lihat di facebook,” kata Adi (30), salah seorang warga.
Warga bersama Dedi terlibat perbincangan hangat. ‘Trauma Healing’ tampak dia lakukan dengan melempar candaan kepada para pengungsi. Alhasil, warga terutama pengungsi yang berasal dari kaum ibu dan anak-anak dapat tertawa lepas.
“Saya datang ke sini menyampaikan amanah bantuan dari saudara kita di Jawa Barat, terutama kader Golkar. Mohon maaf jika bantuannya ala kadarnya. Semoga bermanfaat,” kata Dedi sebelum terlibat candaan bersama warga.
Menurut Dedi, korban bencana Lombok membutuhkan pemulihan jangka panjang. Menurut dia, rumah tahan gempa harus dibangun di daerah rawan gempa seperti Lombok dan sekitarnya.
“Kita sekarang berada di Sunda Kecil. Saudara kita di Sunda Besar menggunakan rumah panggung tahan gempa. Saya kira di Lombok pun harus menggunakan rumah jenis itu, selain tahan gempa juga ada unsur estetiknya,” ujarnya.
Betah Lalu Ditawari Menginap
Sikap Dedi Mulyadi yang low profile menjadikan para pengungsi merasa betah ditemani Budayawan Jawa Barat itu. Salah seorang warga meminta dia untuk menginap di pengungsian. Bak gayung bersambut, Dedi menerima tawaran tersebut dengan mantap.
“Iya, mari, saya menginap di sini. Kita tidur di tikar itu,” katanya.
Penerimaan terhadap tawaran tersebut malah membuat para pengungsi heran. Sebab menurut warga, belum ada tokoh yang menerima ajakan menginap dari mereka selain Dedi Mulyadi.
“Aneh ya, baru nemu. Biasanya ada saja alasan untuk menolak, ini malah mau,” ucap Khalid (29), tokoh pemuda setempat.
Menginap di tempat pengungsian bukan hal baru bagi Dedi Mulyadi. Saat memberikan bantuan untuk korban banjir di Jawa Barat, dia pun melakukan hal yang sama.
“Gak apa-apa kan bisa sambil ngobrol. Mereka bisa curhat lebih detail tentang kebutuhan untuk ke depan. Saya nginap saja di sini,” kata Dedi. (ctr).