Lambat, Progres Menara Air Desa Cilegong Ini Kondisinya

Purwakarta|Newsnet.id – Kelompok Kerja Masyarakat (KKM ) Program Pamsimas Desa Cilegong Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat diduga merubah Schedule tahapan. Sesuai dengan rencana anggaran pada termen pertama sekitar Rp. 97 juta seharusnya pelaksanaan tehnis item yang harus dikerjakan untuk menara air dan bimtek.
Namun pihak bendahara KKM malah mengalihkan pekerjaan pada item pekerjaan pengeboran, sehingga kondisi tersebut bukan saja menimbulkan tanda tanya. Ada apa bendahara KKM membuat kebijakan sebelumnya.
Padahal pada termen pertama anggaran dialokasikan untuk pembangunan menara air dengan pertimbangan tehnis agar menghasilkan kontruksi dengan hasil yang baik dengan tehnis pelaksanaan sesuai dengan juknis. Apalagi waktu pengerjaan program Pamsimas harus selesai pada tanggal 24 Juni 2021.
Sementara pantauan dilokasi pengerjaan pembangunan menara air yang seharusnya bisa mencapai progres sekitar 30 persen. Namun kenyataanya baru tahap pengalian pondasi.
Sementara, Novi Ameilia, Bendahara KKM Desa Cilegong “Makmur Sauyunan” membenarkan bahwa pembangunan menara air dibelakangkan dengan alasan menunggu hasil pengeboran.
“Iya betul kami meminta agar menara air dibelakangkan menunggu hasil pengeboran, dan ini sudah berkoordinasi dengan pihak pendamping, ” ungkap Novi saat ditemui, Rabu ( 26/5/2021).
Ia sampaikan, pembangunan menara air akan dibangun setinggi 12 meter dengan anggaran 60 jutaan dan air akan disalurkan ke masyarakat menggunakan paralon awalnya 300 meter menjadi 1000 meter dengan anggaran Rp.10 juta, ditambah dari APBDes sebesar Rp. 35 juta.
“Kalau alokasi dana untuk pengeboran sudah diberesaknke pihak ketiga, dari alokasi Rp. 97 juta sudah dibayarkan tinggal retensi saja sebesar Rp. 10 juta, ” akunya.
Ditempat terpisah, terkait dengan kondisi progres Pamsimas 2021 Desa Cilegong pihak pendamping ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa KKM mendahulukan pekerjaan pengeboran. Terkait ini, ia sampaikan kondisi pembangunan menara air mengalami keterlambatan.
Selaku pendamping, Jaka Purnama menyayangkan pihak KKM merubah RPDB ( Rencana Penarikan Dana Bank) dengan mendahulukan pembayaran pengeboran. Padahal alokasi anggaran pada termen pertama alokasinya sudah jelas yakni selain untuk bimtek juga alokasi untuk pembangunan menara air.
“Karena dipaksakan, akhirnya ada perubahan item pekerjaan dari termen pertama yang awalnya untuk menara air menjadi pengeboran,” jelasnya.
Ia katakan, alokasi anggaran untuk pengeboran nilainya sekitar Rp. 97 selesai dikerjakan termasuk pembayaran kepihak ketiga. Padahal, kalau sesuai progres saat ini akan mencapai 30 persenan seperti desa yang lain.
Simpang Siur
Sementara Memet mandor pengeboran menjelaskan, terkait pekerjaan pengeboran pihak KKM Pamsimas Desa Cilegong sebatas meminjam bendera ke PT Djatnika Prima Utama (DPU), berkantor di Bandung. Sedangkan KKM hanya membayar pajak saja sebesar 12,5 persen dari nilai Rp. 97 juta yang dianggarkan.
“Saya hanya melaksanakan sesuai permintaan warga dan melaksanakan tugas dari PT DPU, ” ujarnya.
Selebihnya sisa alokasi anggaran dimanfaatkan oleh pihak KKM, ia akui pihak perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dari kegiatan Pamsimas apalagi ini untuk kepentingan masyarakat.
” Saya tahu KKM pinjam bendera dan bayar pajak sebesar 12 persen, ” pungkasnya,” pungkasnya (gs/nn1/red).