TRANSJABAR.COM, PURWAKARTA – Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia Titi Purwaningsih membantah keterkaitan organisasinya dengan Gerakan 2019 Ganti Presiden. Menurut dia, pihaknya secara organisasi tidak pernah menyatakan dukungan kepada pasangan capres-cawapres no urut 02.
Hal itu ditegaskan guru honorer asal Banjarnegara, Jawa Tengah tersebut dalam sebuah pertemuan. Tepatnya, di kawasan Kota Bukit Indah, Plaza Hotel, Purwakarta, Jum’at (23/11/2018).
“Sampai hari ini kami tidak pernah mendeklarasikan dukungan untuk calon manapun. Apalagi mendukung pasangan capres-cawapres no urut 02. Kalau ada desas desus di luar, saya pastikan itu bersifat personal bukan organisasi,” katanya.
Menurut Titi, saat ini institusinya sedang fokus memperjuangkan nasib tenaga honorer di Indonesia. Tujuannya, agar mereka diangkat menjadi PNS tanpa memandang usia. Menurutnya, tidak ada waktu untuk melibatkan kekuatan politik manapun.
“Kami masih loyal terhadap pemerintah. Buktinya, kami tidak meninggalkan pekerjaan kami sehari-hari. Ada tenaga pegawai, ada guru dan yang lain. Semua masih fokus bekerja,” ujarnya.
Masa kerja para tenaga honorer tersebut terbilang cukup panjang yakni antara 15 sampai 25 tahun. Sayangnya, pengabdian ikhlas mereka itu tidak berbanding lurus dengan perhatian dari pemerintah. Karena itu menurut Titi, dia bersama kawan sejawatnya meminta keadilan.
“Tentunya harus ada solusi untuk kami. Masa kerja yang kami jalani sudah sangat lama tetapi belum juga diangkat menjadi PNS. Saya dan teman-teman berharap perjuangan kami bisa tercapai di era Pak Jokowi,” katanya.
Hoax Demo Istana
Kesempatan berbicara di hadapan awak media digunakan Titi untuk memberikan klarifikasi terkait isu lain. Jagat sosial media sempat dihebohkan dengan berita meninggalnya peserta aksi demo di depan Istana Negara. Menurut dia, berita yang bergulir pada akhir Oktober 2018 tersebut adalah hoaks.
Akan tetapi, Titi membenarkan terkait kenekatan dia dan tenaga honorer lain untuk menginap di depan Istana Negara.
“Kalau menginap itu benar. Tetapi kalau yang meninggal itu Tahun 2016, bukan karena demo tetapi karena kecelakaan saat akan pulang. Kalau berita bahwa Oktober 2018 ada tenaga honorer yang meninggal karena demo, itu jelas hoaks. Saya pastikan itu hoaks,” katanya menegaskan.
Komunikasi aktif saat ini tengah dia jalin bersama Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi. Forum memandang Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu memiliki kepedulian tinggi terhadap nasib tenaga honorer. (ctr).