Soal Sumbangan, Komite Sekolah : Sudah Disepakati dan Disaksikan Saberpungli Karawang

Karawang|newsnet.id- Meskipun masih dalam situasi pandemi Covid 19 namun tidak menyurutkan sekolah untuk terus melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur, tidak peduli kondisi orangtua kesulitan ekonomi dampak Covid 19. Salahsatunya di SMA Negeri 1 Cikampek Kabupaten Karawang.
Anggaran dana pembangunan tersebut tetap masih dibebankan kepada orangtua murid kelas X dengan meminta sumbangan.Tidak tanggung – tanggung dana yang dipinta pihak sekolah nilainya kisaran Rp.4 juta perorangtua murid,dengan dicicil selama 6 bulan.
Orangtua murid yang berinisial S mengatakan, ditengah pandemi covid-19 ini kurang etis pihak sekolah meminta sumbangan. Walau pun itu program sekolah.
“Dengan dalih untuk kemajuan, minta sumbangan itu dasarnya dari mana?. Sumbangan itu tidak mengikat dengan menentukan jumlah nominalnya. Semua masyarakat merasakan terdampak covid, – 19 yang berujung terpuruknya ekonomi ini,”tegasnya.
Hal senada disampaikan orangtua murid lainnya yang berinisial IW mengatakan, dirinya tidak setuju dengan adanya pihak sekolah meminta sumbangan.
“Masa sih sumbangan ditentukan Jumlahnya dan waktunya. Ini sih bukan hasil musyawarah-mufakat. Tapi kesepakatan sepihak,” ucapnya.
Kepala sekolah SMAN 1 Cikampek yang baru menjabat 1 bulan Agus Setiawan MPd mengatakan, terkait sumbangan untuk kegiatan penataan lingkungan dan pembangunan infrastruktur pasilitas kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolahnya , dirinya tidak ikut campur hanya mengarahkan dan mengetahui saja dalam kegiatan tersebut. Namun sebelumnya laporan komite kepadanya dari hasil rapat terkait sumbangan sudah ada kesepakatan.
Agus menegaskan, dirinya hanya menawarkan program 3P (Penampilan, Pelayanan, Prestasi), mekanisme penarikan sumbangan dan rapatnya, ketua komite yang mengatur.
“Bukan ranah saya itumah, saya hanya menawarkan program, didukung syukur, kalau nggak, kita gunakan dari dana BOS yang seadanya saja. Kalau orangtua mau mendukung Alhamdullah, kita bisa ada dana tambahan, “ucapnya saat ditemui di kantor SMAN 1Cikampek, Selasa (25/8/2020).
Agus menyebutkan, berdasarkan PP 48 pendidikan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tapi tanggungjawab masyarakat juga. Adapun program sekolah ini yang melibatkan bantuan sumbangan dari orang tua murid, ia masukan ke dalam RKAS.
Terkait pengajuan bantuan infrastruktur dari pemerintah, Agus menjelaskan, untuk tahun 2020-2021 bantuan sudah closing dan SMAN 1 Cikampek tidak mendapat bantuan apapun. Pihaknya akan mengupayakan di tahun 2022, perencanaan pengusulan tambahan bantuaannya di tahun 2021.
Menurutnya kegiatan pembangunan yang tengah berlangsung tersebut sangat emergency dan urgen. Karena kondisi pasilitas ruangan yang ada tidak layak dan mencukupi untuk membuka KBM tatap muka.
Kata Agus, pemerintah sudah membolehkan membuka KBM tatap muka di daerah tertentu yang zonanya hijau dan kuning. meskipun daerahnnya masih zona merah namun persiapan harus dilakukan yaitu dengan pembenahan infrastruktur ruang kelasnya sesuai protokol kesehatan yang ketat.
“Mulai handsatizernya, tempat cuci tangannya, sirkulasi ruangannya kemudian ngatur jaga jarak antar siswanya jangan terlalu dekat, nah sekarang layak gak, emeegency gak, “tanya Agus.
Terkalit jumlah ruangan kelas , ia menuturkan, yang ada sekarang dan layak dipakai hanya ada 28 ruang. Berarti masih kurang 5 ruang lagi karena jumlah semuanya 33 ruang.
Sementara ini sambungnya, 5 ruang lab yakni lab fisika, lab biologi, bahasa dan 2 ruang lab komputer digunakan ruang belajar.
Ia menambahkan terkait panitia pembangunan sekolah yakni komite sekolah. Karena yang punya hajat komite. Dirinya selaku kepsek tidak memegang keuangan, yang memegang keuangan komite itu sendiri. Adapun guru yang terlibat didalam kepanitiaan untuk mengawasi saja.
Sementara itu, sebelumnya Ketua Komite SMAN 1 Drs. Entis Sutisna, SH. MM. memberikan keterangan terkait sumbangan bantuan untuk pembangunan infrastruktur sekolah telah disepakati bersama antara orangtua murid dan komite sekolah yang dihadiri saber pungli Karawang. Bahkan surat hasil kesepakatan musyawarah pun sudah tersampaikan ke orangtua murid
“Dengan catatan ini sifatnya sumbangan, bagi anak yatim kita larang gak. Bagi KTM orang miskin dibuktikan dengan surat keterangan ngak usah nyumbang,”ujarnya.
Namun bagi yang tidak mampu diluar dari yatim piatu dan KTM, ia mengatakan, dibolehkan kurang dari bantuan sumbangan yang sudah ditentukan, tidak bayar pun tidak apa-apa bagi yang di PHK atau ridak punya pekerjaaan.
“Sumbangan itu sukarela tapi sifatnya kasuistis jangan digeneralisir,” tuturnya.
Bagi orangtua yang benar-benar tidak mampu, ia menyebutkan, untuk datang ke komite atau ke sekolah untuk membuat
pernyataan tidak sanggup bantuan sumbangan.
Ketika ditanya komite terlibat tidaknya dalam panitia pembangunan sekolah, dirinya sampai saat ini tidak terlibat, tapi mempercayakan ke kepala sekolah.
“Saya termasuk orang ingin terbuka, transparan kalau ada kesalahan, cek silakan mau orangtua, masyarakat, media karena lebih baik begitu. Saya wanti-wanti ke kepala sekolah kepercayaan tolong jangan disalah gunakan, kalau disalah gunakan resiko ditanggung sendiri,”terangnya.
Ia menghimbau, kepada orang tua untuk membantu dan berparisipasi program sekolah baik program pembelajaran Jarak Jauh agar dimonitor anaknya. Kemudian sekolah sewaktu-waktu mendorong pembelajaran home visit. Terkait pembangunan, bagi yang mampu surport pembangunan sekolah.
Laporan : Dedi