Jokowi Hadiri Pembukaan Kuliah Pendidikan Kader Ulama Angkatan XII dan Ijtima 3000 Ulama

Presiden RI Jokowi berikan sambutan pada pembukaan perkuliahan dan Ijtima bagi 3000 ulama di Bogor.Foto: Yusup Bahtiar/transjabar

transjabar_BOGOR- Presiden RI Ir. H. Joko Widodo menghadiri pembukaan perkuliahan pendidikan kader ulama angkatan XII Dan Ijtima 3000 ulama, yang bertemakan “Mengkader Pemimpin Muda Islam Berparadigma Wasathiya,” di Bogor, Rabu (8/8/2018).

Dalam kesempatan tersebut Presiden Republik Indonesia di dampingi oleh Bupati Bogor, Hj. Nurhayanti, pada saat pembukaan perkuliahan pendidikan kader ulama tersebut dilaksanakan di Gedung Tegar Beriman Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.

Dalam sambutannya Bupati Bogor mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada MUI Kabupaten Bogor yang senantiasa berupaya menjalankan  perannya dengan baik sebagai pusat pergerakan para ulama, zu’ama dan cendekiawan islam, antara lain dengan secara rutin menyelenggarakan program pendidikan kader ulama yang hingga sekarang telah mencapai angkatan ke XII dan menjadi sumber kaderisasi ulama di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor

“Kepada para peserta yang telah terpilih untuk mengikuti kader ulama angkatan XII ini, disertai harapan semoga seluruh proses pembelajaran selama masa pendidikan nanti akan membantu untuk membangun kualitas sebagai pengemban syiar dan dakwah islamiyah yang memenuhi kualifikasi sebagai pemimpin muda isam berparadigma wasathiyah,” ujarnya

Nurhayanti juga menambahkan Ijtima 3000 ulama tahun 2018 kepada Pemerintah Kabupaten Bogor yang tentunya akan menjadi bahan kebijkan yang strategis bagi Pemerintah Kabupaten Bogor karena umaro dan ulama suatu kesatuan yang saling mendukung, khususnya dalam menguatkan ketahanan sosial serta dalam membangun masyarakat yang sejahtera dilandasi atas nilai-nilai agama, kebaikan dan kemaslahatan hidup dunia dan ukhrowi.

”Untuk itu saya perlu member apresiasi setinggi-tingginya kepada para ulama yang hadir pada kesempatan ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun turut memberikan sambutan dihadapan ribuan ulama dan tamu undangan lainnya.

Menurut Jokowi, dirinya menitip pesan kepada para kader ulama agar bisa turut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa terutama pada momen pesta demokrasai seperti sekarang.

“Saya titip kepada kader ulama, hal yang harus dikembangkan adalah menciptakan prasangka yang positif, harus Husnul Tafahum (berpehaman baik), berpikir penuh kecintaan,” sebutnya.

Presiden pun menjelaskan, Indonesia menjadi rujukan negara Islam lain. Indonesia dinilai menganut toleransi yang kuat.

Oleh karena itu, dia meminta kepada masyarakat dan kader ulama MUI agar menjaga aset tersebut dan jangan sampai hilang lantaran proses pemilihan kepala daerah ataupun pemilihan Presiden.

“Oleh sebab itu kita harus menyadari hal itu, jangan sampai aset terbesar kita persatuan dan kerukunan hilang. Mari kita jaga Ukhuwah Wathaniyah kita karena ini aset terbesar kita. Jangan sampai pilihan Presiden, Bupati, Gubernur setiap lima tahun keutuhan kita terus menjadi retak,” paparnya.

Presiden juga meminta kepada para kader MUI tidak mudah curiga dan berburuk sangka. “Saya titip yang dikembangkan yaitu bagaimana berprasangka baik. Penuh dengan kecintaan jangan sampai membenci. Sedih kalau banyak ujaran kebencian,”ungkapnya.

Di akhir acara Joko Widodo, Moeldoko, Ahmad Mukri Aji, dan Nurhayanti secara bersama-sama memainkan alat musik had’rah sebagai simbol pembukaan pendidikan kader ulama itu yang dilanjutkan Ijtima 3000 Ulama. (Yusup Bahtiar).