Dedi Mulyadi : Caleg Golkar Tak Boleh Dompleng Pilpres, Harus Miliki Ide dan Gagasan

Wawancara Dedi Mulyadi bersama awak media. Foto: Catur Azi/transjabar

transjabar_ PURWAKARTA – Calon Anggota DPR RI dari Partai Golkar Dapil Jabar VII Dedi Mulyadi menyatakan pandangannya. Menurut dia, setiap caleg dari Partai Golkar tidak boleh mendompleng popularitas capres dan cawapres.

Sebaliknya, para calon anggota parlemen itu harus memiliki gagasan dan ide original yang harus ditransformasikan kepada konstituen. Hal ini berkaitan dengan jenis kebutuhan setiap daerah pemilihan yang berbeda-beda. Sehingga, tidak liniear dengan isu pilpres.

“Prose pengusungan capres dan cawapres kan sudah selesai. Berikutnya, kita fokus pada visi dan misi kepartaian untuk berkarya di parlemen. Para caleg harus memiliki gagasan dan ide personal yang original,” katanya.

Dedi Mulyadi menyampaikan pandangan tersebut di kediamannya. Tepatnya, di Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Senin (13/8/2018).

Ketua DPD Partai Golkar Jabar itu memaparkan gagasan personal yang dia maksud. Analisis kebutuhan konstituen menurut dia harus segera dilakukan. Hal tersebut merupakan bentuk solusi yang disampaikan kepada mereka sebagai bentuk jawaban atas masalah yang berkembang.

“Misalnya, pembangunan irigasi dan peningkatan kesejahteraan buruh Kemudian ada unit kesehatan gratis yang siap membantu warga. Lalu, ada beasiswa untuk hafidz Quran. Saya kira ini solusi atas kebutuhan itu, tugas anggota parlemen mendorongnya agar masuk APBN,” katanya.

Efek Pilpres

Terlepas dari itu semua, Mantan Bupati Purwakarta tersebut menyadari bahwa pilpres akan melahirkan dampak elektoral terhadap partai. Ukuran negatif atau positifnya dampak tersebut dapat tercermin dari sosok yang bertarung di Pilpres 2019.

“Kalau melihat partai mana yang diuntungkan saya kira Gerindra paling diuntungkan. Karena Pak Prabowo dan Pak Sandiaga berasal dari Gerindra. Kemudian, PKB dan PPP diuntungkan dengan sosok Kiai Ma’ruf. Ini kata pengamat ya bukan kata saya,” ujarnya.

Hal ini kata dia, membuat Partai Golkar harus lebih bekerja keras. Pasalnya, formula baru harus diciptakan di pileg karena ketiadaan sosok pendongkrak elektoral. Menurut dia, Golkar sudah cerdas untuk mengolah hal sedemikian itu.

“Golkar harus tampil cerdas, salah satu caranya menampilkan gagasan dan ide calegnya sebagai solusi. Nantinya, efek elektoral akan dengan sendirinya lahir dari para caleg yang rata-rata tokoh berpengaruh di dapilnya. Jangan sampai keriuhan pileg tenggelam oleh pilpres,” ucapnya. (ctr).

jalalive

https://jalalive.wangsomboonhospital.go.th/

slot gacor

dolantogel

https://bwpkarsiyaka.com/berita