transjabar_CIANJUR – Ironis semakin kencangnya perkembangan teknologi menjadi peluang bagi segelintir orang untuk menjual dirinya. Tak sedikit praktik prostitusi kerap dilakukan melalui berbagai media sosial.
Wakil Ketua MUI Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Misfalah Yusuf menjelaskan efek negatif kecanggihan teknologi, praktik prostitusi dilakukan secara terang terangan oleh para PSK dan mucikari. Salah satunya yang dilakukan kaum LGBT melalui media sosial dengan membuka penawaran harga.
“Jelas praktik ini harus sudah diberantas, kami pun harus ekstra mendalami. Jangan sampai malah semakin maju teknologi membawa efek negatif dan kerusakan mental masyarakat. Kami akan berusaha meminimalisir dan berantas semampu kami,” jelasnya.
Kondisi ini berdasarkan laporan dari masyarakat. Makanya MUI Cipanas secara gencar melakukan imbauan serta dakwah,”upaya yang kami lakukan pun bekerjasama dengan pihak yang berwenang yakni kepolisian serta didukung lapisan masyarakat,” paparnya.
Diakuinya wilayah Cipanas ini memang rawan dengan berbagai aksi prostitusi, karena fasilitas pun memadai. Lihat saja banyak vila yang disewakan. “Tentunya jangan sampai malah keadaan di masyarakat ini, jadi kesempatan maksiat lebih luas,” terangnya.
Tak hanya ke masyarakat di berbagai perkampungan, MUI Cipanas pun kini gencar melakukan imbauan ke berbagai sekolah. “Disekolah itu rawan dengan terjadinya praktik LGBT, makanya kami gencar melakukan dakwah dengan acara Dakwah Go to School,” ungkapnya.
Irfan Firmansyah (31) salah seorang warga Desa Cipendawa mengaku kaget selepas adanya broadcast dan beberapa status dari pertemanan di salah satu media sosial. Dalam tulisannya ada penawaran harga satu jam PSK hingga satu malam.”Ini sudah terang – terangan, dan kami sayangkan tindakan itu, karena bisa merusak mental penerus masa depan,” akunya.
Tak hanya PSK ada beberapa kaum lesbi dan gay pun ikut menjual dirinya di dalam media sosial. Tindakan tersebut sungguh ironis di tengah kemajuan teknologi. (Farhaan M R).