transjabar _ PURWAKARTA-Diduga akibat arus pendek, sebanyak lima ruang SMP 10 Kahuripan di Perum Dian Anyar Kabupaten Purwakarta ludes terbakar.
Meskipun saat kejadian sekitar pukul 16.00 WIB tengah ada kegiatan belajar mengajar namun dalam kasus tersebut tidak ada korban luka maupun jiwa.
Menurut Kepala Sekolah SMP 10 Kahuripan Neneng Fatimah, peristiwa kebakaran tersebut terjadi begitu cepat, hanya hitungan menit lima kelas ludes dimakan api. Pihak sekolah sendiri belum bisa menghitung berapa kerugian akibat kebakaran itu.
“Semua panik waktu lihat api dengan cepat menyambar kelas lain. Api yang pertama ada dikelas bawah, tiba-tiba lima kelas terbakar semua nya,” ujar Neneng, Rabu (8/8/2018) di lokasi kebakaran.
Lima bangunan kelas yang terbakar merupakan bangunan kelas yang terbuat dari bambu dengan dinding bilik kayu dan material lainnya yang mudah terbakar.
Satu unit mobil pemadam kebakaran dan satu unit ambulance dari damkar datang ke lokasi dengan kondisi kelas yang sudah hampir rata dengan tanah.
Kepalada Dinas Damkar dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono melalui Danru Damkar Bambang mengakui, kondisi arus lalu lintas menuju Perum Dian Anyar yang macet dan kendaraan Damkar yang sulit masuk lokasi membuat kendala dalam menaklukan si jago merah.
“Ada satu unit mobil damkar dan satu unit ambulance yang kami turunkan,itu masih kurang.Kami masih menunggu satu unit lagi tapi terkendala arus lalu-lintas yang macet. Disekitar sini tidak ada sumber air yang bisa kami gunakan,” ujarnya.
Sementara itu menurut Kasi Sarana dan Prasarana SD Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Ikhsan, sebenarnya lima kelas yang terbakar itu kondisinya sudah rusak, sehingga direncanakan akan dibangun secara permanen.
“Bangunan ini materialnya memang dari bahan yang mudah terbakar, apalagi ditambah cuaca yang panas karena kemarau, sebenarnya kami sudah anggarkan Kelas ini akan direhap diperuntukan untuk SMP 10,” ujarnya.
Sementara itu kelas yang sudah hangus terbakar menjadi tontonan para siswa, meskipun pihak sekolah meralang siswa mendekat ke tempat yang terbakar dan menyuruh siswa untuk pulang, namun himbauan tersebut nampaknya tidak didengar oleh sebagian siswa.( Rosyad).